Monday, September 18, 2017

"KEBODOHAN BATIN"

Alkisah, Guru sedang menerangkan kepada murid-muridnya, bahwa pada hakekatnya dalam diri setiap makhluk ciptaanNya terdapat benih yang berasal dari Tuhan. Tak peduli bagaimana wujudnya, apakah berwujud manusia, hewan, hantu, atau yang lain.
Para murid mendengarkan dengan seksama, sampai suatu saat, salah seorang bertanya:"Guru, apakah dengan demikian, Guru mengatakan bahwa setiap makhluk yang kita jumpai adalah percikan Tuhan?"
Guru pun menjawab: "Demikianlah adaNya."
Murid melanjutkan: "Kalau begitu berarti aku harus memperlakukan setiap makhlukNya sama seperti Tuhan mengasihi kita & makhlukNya."
"Benar sekali anakku," jawab Guru.
Murid itu sangat senang dengan pengetahuan 'spiritual' yang didapatnya, iapun berharap dapat menunjukkannya kepada orang lain.
Suatu ketika, di pasar seekor kerbau mengamuk. Semua orang berlarian menghindar. Kebetulan murid itu sedang berjalan di sana, orang-orang pun memperingatkan akan bahaya tersebut. 
Tapi murid itu berpikir: "Ah, kini aku dapat menunjukkan kemampuan 'spiritual'ku. Akan kutunjukkan kebijaksanaan tinggi yang kupelajari dari Guru."
Ia pun berkata: "Hai kalian orang-orang bodoh yang malang, apakah kalian sama sekali tak paham, bahwa setiap makhluk adalah percikan Tuhan? Aku tak takut pada hewan itu!" ia pun tetap berjalan ke arah hewan yang sedang marah tersebut.
Orang-orang melihat dengan kagum bercampur cemas. Dan benar saja, dengan serta merta kerbau itu menyeruduk, menanduk dan membanting murid na'as itu. Untunglah pada saat yang kritis, para petugas kerajaan berhasil menangkap kerbau itu.
Dengan penuh luka dan tertatih-tatih murid itu mengadu kepada Gurunya, "Aku sudah mengikuti apa yang Guru ajarkan, tapi lihat apa yang terjadi padaku."
Guru menghardiknya: "Sungguh bodoh, mengapa engkau tak mendengarkan para makhluk Tuhan yang memperingatkanmu akan bahaya kerbau mengamuk itu!"
Secara sederhana, kebodohan batin adalah ketidak mampuan untuk membedakan antara kebaikan dan keburukan. Kebodohan batin lebih sulit untuk disadari. Seringkali kita pun terkecoh, kebodohan batin dilihat sebagai ketenangan batin dan sebaliknya.
Sebenarnya, jika kebodohan batin bersifat gelap/keruh, maka ketenangan bersifat terang/jernih. Ini dapat kita lihat dari akibat yang ditimbulkan.
Apabila setelah mengenal Ajaran kebaikan, seseorang menjadi lebih buruk sikapnya, dengan mengatakan bahwa apa yang ia yakini sebagai paling benar dan keyakinan lain adalah salah, sebenarnya ia sedang meninggikan dirinya sendiri. Ia belum memahami Ajaran, melainkan hanya memahami Ajaran sebatas kata.
"Setiap makhluk membawa benih KETUHANAN dalam dirinya. Namun selama seseorang masih senang melihat kesalahan orang lain, ia akan menghalangi dirinya menemukan kecemerlangan, yang dalam berbagai tingkatan memancar dari sesama mahlukNya."